Pengaruh cacing tanah pada penyediaan hara bagi pertumbuhan seharusnya diperhitungkan untuk menekan penggunaan pupuk. Cacing tanah mempengaruhi siklus dan perubahan dari hara di dalam tanah melalui peranannya pada sifat biologi, kimia dan fisik tanah. Besar pengaruh dari cacing dipengaruhi oleh kelompok secara ekologi dan ukuran cacing, tumbuhan, bahan induk tanah, iklim, waktu, dan sejarah penggunaan
(Zhang et al. 2007). Pada ekosistem padang penggembalaan, kehadiran sejumlah cacing tanah menjadi indikator dari kesuburan tanah. Peranan cacing tanah pada sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang dapat meningkatkan kesuburan tanah antara lain :
1. Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan hara dalam tanah.
Satchell (1983) melaporkan bahwa cacing tanah mempunyai kontribusi yang penting pada struktur tanah dan pembentukan agregat tanah. Hasil uji oleh Blanchart’s (1992) di lapangan menunjukkan bahwa kerusakan agregat pada padang rumput di daerah tropis dapat diatasi oleh cacing (Megascolecidae): tanah yang diinokulasi dengan cacing tanah memiliki 12.9% makroagregat (> 2 mm) setelah 3 bulan; dan makroagregat menjadi 31,7% setelah 6 bulan dan menjadi 60,6% setelah 30 bulan inokulasi cacing. Agregat yang dibentuk oleh cacing memiliki stabilitas terhadap air yang lebih tinggi. Dengan meningkatnya stabilitas agregat, bahan organik yang terkombinasi akan lebih tahan lama di dalam tanah dan tidak didekomposisi dengan mudah. Ditambah lagi saluran/ lubang dari cacing penuh dengan kotoran cacing baik. Kotoran-kotoran yang diproduksi terus menerus akan memproduksi pori nonkapiler, selanjutnya memperbaiki ventilasi dan permeabilitas, dan memperbaiki struktur tanah.
2. Meningkatkan dan menstabilkan suplai hara tanah
Cacing dapat mengubah sifat fisik dan kimia tanah, memperlancar proses mineralisasi bahan organik, dan menstabilkan siklus hara (Parkin dan Berry, 1999). Nisbah C/N dari bahan organik berkurang dengan cepat dengan adanya aktifitas cacing tanah (Amador et al. 2003). Semua hal tersebut berkontribusi terhadap perubahan bentuk N organik, P dan K yang terikat menjadi ke bentuk yang tersedia bagi tanaman dan memperpendek masa penyediaan hara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dipengaruhi oleh cacing tanah selalu memiliki bahan organik, total N, kapasitas tukar kation (KTK), Ca, Mg, dan K yang dapat dipertukarkan, N dan P tersedia yang lebih tinggi (Cortez et al, 2000 ; Sabrina, 2007). Hal ini disebabkan karena aktifitas cacing tanah sangat meningkatkan konsentrasi N inorganik (terutama NH4+-N) dalam tanah. Kandungan N mineral (NO3-N+NH4+- N), total karbon, total nitrogen, dan biomasa mikroba meningkat pada lahan yang diinokulasi cacing tanah dan jika dilakukan pengembalian residu tanaman gandum pada sistem rotasi tanam gandum dan padi, hasil ini menunjukkan adanya fungsi ganda dari cacing tanah dengan peningkatan biomassa mikroba dan peningkatan mineralisasi N organik (Li et al. 2002). Aktifitas cacing tanah meningkatkan permeabilitas tanah dan juga memungkinkan meningkatnya kehilangan nitrogen akibat pencucian. Walaupun inokulasi cacing tanah pada tanah yang mengalami pengembalian bagian atas tanaman di permukaan tanah meningkatkan pencucian nitrogen, namun kehilangan N yang berasal dari pupuk tidak dijumpai dalam jumlah yang cukup berarti (Wang et al, 2004).
3. Hara yang dilepaskan ke dalam tanah melalui aktifitas metabolisme cacing tanah
Cacing tanah dan sekresinya kaya akan hara dan dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Sebagai contoh cairan ekstrak cacing tanah mengandung Mn Zn , Ca , Cu , Mg , Fe , Na, K, dan Se
Namun jenis dan kandungan hara bervariasi tergantung kondisi lingkungan tempat hidupnya (Li et al. 2005). Tubuh cacing juga merupakan sumber hara yang potensial. Tubuh cacing dapat terdekomposisi secara sempurna hanya dalam 4 hari saja setelah cacing itu mati dan 70% N yang berasal dari tubuh cacing akan diserap tanaman setelah 16 hari. Cacing tanah juga melepaskan hara ke dalam tanah dari aktifitas metabolismnya (Whalen et al. 1999). Amador et al. (2003) memperhitungkan N organik yang lepas dari cacing tanah yang mati mencapai 21.1-38.6 ton ha setiap tahun. Sebagai tambahan, cacing tanah memotong sisa tanaman menjadi ukuran yang kecil, dan selanjutnya akan didekomposisi oleh protozoa dan mikroba tanah. Sementara itu,ada hubungan yang langsung dan tidak langsung antara cacing tanah dan mikroba dalam siklus N dan P di dalam tanah melalui perannya dalam mengubah jumlah, jenis dan struktur mikroba dan meningkatkan pelepasan hasil metabolismenya.
4. Peranan cacing tanah terhadap peningkatan serapan hara oleh tanaman (efektifitas cacing tanah)
Kontribusi cacing tanah dalam meningkatkan serapan hara P oleh tanaman Setaria splendida lebih tinggi dibandingkan kontribusi dari jamur mikoriza arbuskula (Sabrina et al, 2007). Bahkan kehadiran cacing tanah dapat mengurangi besar kontribusi jamur mikoriza dalam meningkatkan serapan P oleh tanaman.
2. Meningkatkan dan menstabilkan suplai hara tanah
Cacing dapat mengubah sifat fisik dan kimia tanah, memperlancar proses mineralisasi bahan organik, dan menstabilkan siklus hara (Parkin dan Berry, 1999). Nisbah C/N dari bahan organik berkurang dengan cepat dengan adanya aktifitas cacing tanah (Amador et al. 2003). Semua hal tersebut berkontribusi terhadap perubahan bentuk N organik, P dan K yang terikat menjadi ke bentuk yang tersedia bagi tanaman dan memperpendek masa penyediaan hara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dipengaruhi oleh cacing tanah selalu memiliki bahan organik, total N, kapasitas tukar kation (KTK), Ca, Mg, dan K yang dapat dipertukarkan, N dan P tersedia yang lebih tinggi (Cortez et al, 2000 ; Sabrina, 2007). Hal ini disebabkan karena aktifitas cacing tanah sangat meningkatkan konsentrasi N inorganik (terutama NH4+-N) dalam tanah. Kandungan N mineral (NO3-N+NH4+- N), total karbon, total nitrogen, dan biomasa mikroba meningkat pada lahan yang diinokulasi cacing tanah dan jika dilakukan pengembalian residu tanaman gandum pada sistem rotasi tanam gandum dan padi, hasil ini menunjukkan adanya fungsi ganda dari cacing tanah dengan peningkatan biomassa mikroba dan peningkatan mineralisasi N organik (Li et al. 2002). Aktifitas cacing tanah meningkatkan permeabilitas tanah dan juga memungkinkan meningkatnya kehilangan nitrogen akibat pencucian. Walaupun inokulasi cacing tanah pada tanah yang mengalami pengembalian bagian atas tanaman di permukaan tanah meningkatkan pencucian nitrogen, namun kehilangan N yang berasal dari pupuk tidak dijumpai dalam jumlah yang cukup berarti (Wang et al, 2004).
3. Hara yang dilepaskan ke dalam tanah melalui aktifitas metabolisme cacing tanah
Cacing tanah dan sekresinya kaya akan hara dan dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Sebagai contoh cairan ekstrak cacing tanah mengandung Mn Zn , Ca , Cu , Mg , Fe , Na, K, dan Se
Namun jenis dan kandungan hara bervariasi tergantung kondisi lingkungan tempat hidupnya (Li et al. 2005). Tubuh cacing juga merupakan sumber hara yang potensial. Tubuh cacing dapat terdekomposisi secara sempurna hanya dalam 4 hari saja setelah cacing itu mati dan 70% N yang berasal dari tubuh cacing akan diserap tanaman setelah 16 hari. Cacing tanah juga melepaskan hara ke dalam tanah dari aktifitas metabolismnya (Whalen et al. 1999). Amador et al. (2003) memperhitungkan N organik yang lepas dari cacing tanah yang mati mencapai 21.1-38.6 ton ha setiap tahun. Sebagai tambahan, cacing tanah memotong sisa tanaman menjadi ukuran yang kecil, dan selanjutnya akan didekomposisi oleh protozoa dan mikroba tanah. Sementara itu,ada hubungan yang langsung dan tidak langsung antara cacing tanah dan mikroba dalam siklus N dan P di dalam tanah melalui perannya dalam mengubah jumlah, jenis dan struktur mikroba dan meningkatkan pelepasan hasil metabolismenya.
4. Peranan cacing tanah terhadap peningkatan serapan hara oleh tanaman (efektifitas cacing tanah)
Kontribusi cacing tanah dalam meningkatkan serapan hara P oleh tanaman Setaria splendida lebih tinggi dibandingkan kontribusi dari jamur mikoriza arbuskula (Sabrina et al, 2007). Bahkan kehadiran cacing tanah dapat mengurangi besar kontribusi jamur mikoriza dalam meningkatkan serapan P oleh tanaman.
0 comments:
Post a Comment